Rabu, 16 November 2011

Pertemuan



Ibuku pernah bercerita padaku bahwa 
aku dilahirkan dalam terangnya cahaya purnama.
Itu yang ku tahu dan membuatku mengerti, 
mengapa aku merasa begitu akrab dengannya.

Purnama, ku sadari beberapa bulan terakhir 
entah mengapa kita selalu berjumpa.
Kita kebetulan bertemu diam-diam, 
ketika bumi diselimuti kesunyian.

Ketika mentari menari di ujung lautan,
tanpa ku sadari kau selalu mengamatiku.
Entah karena apa kau bersikap begitu,
apakah karena kita mempunyai ikatan batin?
Apakah karena engkau yang pertama menerangiku di dunia ini?
Entahlah..

Purnama, kita tak pernah sedetik pun berjanji 
untuk saling menatap. Tidak sekali pun. Itu katamu.
Entah siapa yang merancang pertemuan kita.

ketika aku mendamba kesunyian dan ketenangan,
kau selalu hadir mengawalku menuju ke sana.
dan ketika aku mulai terlelap,
kau seolah selesai menjalankan tugasmu.

Purnama, aku ingin sesekali bercakap denganmu
dalam pertemuan yang tak dirancang ini,
untuk menanyakan: apakah kita
ditakdirkan untuk bersua di bawah langit yang membeku?
Tidak, Sayang, itu bukan kebetulan. Hanya sebuah pertemuan biasa.
Itu katamu.
[di bawah langit beku, 2011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar