Jumat, 23 Maret 2012

RamaSinta


Pagi murung tak bercahaya
Telaga bening jadi lautan darah
Burung dara menghentikan tawanya
Bagai wanita tua di hadapan kematian

Itulah hidupku
Dalam cengkraman dasamuka
Aku mengharap kau
Datang melepas letihku, Rama

Di hadapanmu kini aku berdiri
bagai makhluk paling nista
di jagad ini
“Masuklah kau ke dalam kobaran api itu,Sinta
dan murnikanlah semesta” ujarmu

Katamu kemudian
“hidup tidaklah semulus yang kau khayalkan
dia membutuhkan pembuktian”

aku terlalu mencintaimu
dan kobaran api pun
tak sanggup membendung
kekecewaanku padamu, Rama...

[Penghujung Kisah, 2011]

Senin, 05 Maret 2012

Persimpangan

Malam kesekian ribu. Aku telah melaluinya bersamamu. Berbagai kisah telah dirangkai menjadi sebuah mosaik yang mungkin, entah kapan, akan terpencar. Menginginkan kita untuk mencarinya.

Senja kesekian ribu. Kau telah berhasil melukiskan berbagai gambar dalam kanvas benakku. Berbagai warna telah menyatu dalam kanvas itu yang mungkin, entah kapan, akan memisahkan diri satu sama lain menjadi warna-warna primer. Menginginkan kita untuk mencampurnya kembali.

Siang keseribu kalinya. Aku telah menggubah musiknya untukmu. Berbagai lagu telah kita lantunkan bersama dalam irama musik yang mungkin, entah kapan, akan terpecah menjadi not-not balok. Menginginkan kita untuk merangkainya, melagukannya.

Pagi kesekian ribu. Kita telah menempuh perjalanan panjangnya. Berbagai tempat telah kita singgahi bersama. Berbagai waktu telah kita lintasi bersama, yang entah kapan, akan membawa kita kepada suatu persimpangan. Menginginkan kita untuk memilihnya.

[Bulan Basah, 2012]